Tampilkan postingan dengan label Editorial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Editorial. Tampilkan semua postingan

14 Maret 2012

Eksis Bersama IM3

Sungguh sangat berkah hidup di abad ke 20 ini. Bagaimana tidak? Zaman ini, segala informasi sangat dimudahkan. Kita bisa mendapatkan informasi dari berbagai sumber yang ada di berbagai tempat. Kita bisa mengakses koleksi perpustakaan yang ada di Inggris dan pada saat bersamaan pula kita bisa memperoleh informasi dari Jerman, Perancis, Amerika Serikat, dan masih banyak lagi. Hal itu tak lepas dari pengaruh perkembnagan dunia informatika yang gila-gilaan akhir-akhir ini.
Perkembangan tersebut seakan dipermudah dengan adanya laptop yang merupakan komputer jinjing yang mudah dibawa kemana-mana. Dengan membawa laptop dan sambungan internet, kita sudah bisa mengakses apa yang kita inginkan. Baik itu berita, hiburan, maupuan ilmu pengetahuan. Perkembangan revolusioner lebih hebat lagi dengan adanya handphone dan smartphone.
Adanya hanphone dan smartphone di dunia ini menambah mobilitas informasi ke berbagai tempat dengan mudah dan cepat. Informasi apapun dapat di akses dengan cepat bahkan di kamar mandi sekalipun. Berbekal smartphone dan jaringan internet, kita bisa mengetahui apa yang sedang terjadi. Sungguh perkembangan yang luar biasa.
Semua hal tersebut tak lepas dari peranan layanan seluler prabayar yang ada di Indonesia. Karena merekalah kita bisa chatting dengan teman, upload foto, mendapatkan informasi untuk mengerjakan tugas, dan berbagai hal mengasyikkan yang lain.
Dari sekian banyak layanan tersebut yang paling membekas bagi para remaja terutama pasti adalah IM3 dari Indosat. Sejak pertama kali diluncurkan pada tanggal 31 Agustus 2001 di Batam, provider yang memang memiliki segmen anak muda ini sudah terkenal luas dikalangan pemuda karena tidak membuat kantong bolong. Didukung dengan "sinyal kuat Indosat" di seluruh nusantara, IM3 akhirnya menjadi provider raja di segmennya.
Didukung dengan iklan yang tepat sasaran dan program yang menarik, IM3 telah membuktikan diri sebagai provider yang merajai pasar anak muda. Meski ada juga provider yang lain di Indonesia tetapi diakui atau tidak, IM3 tetaplah populer. Hal itu didukung dengan berbagai program yang ditawarkan oleh IM3 itu sendiri.
Program-program IM3, ada banyak sekali. Seperti contohnya adalah "meraih mimpi bersama IM3, mu24ah itu M3, IM3 non stop dan yang paling terbaru IM3 seru anti galau”. Dalam IM3 seru anti galau ini Indosat lebih membidik ke remaja yang paling sering online di twitter maupun facebook. Indosat memberikan GRATIS Facebook & Social Network SEPUASNYA serta Internetan MURAH hanya dengan Rp 1/kb dengan kecepatan hingga 2Mbps. Menarik bukan?
Seru-seruan memakai IM3 memang tidak ada yang nyaingin. GSM multimedia inilah yang paling mengerti maunya kawula muda. Dari mulai membuat blog hingga download dari internet. Dari voice call sampai video call. Bahkan IM3 juga punya program untuk Blackberry. Yang pasti, IM3 tidak hanya berkutat pada pemberian paket telepon murah dan gratis sms. Tetapi  IM3 juga punya program gratis facebook, twitter 24 jam yang sekarang ini memang sedang beken. Itulah  sebabnya dari tahun ketahun IM3 selalu menjadi operator yang digemari oleh anak muda di Indonesia, karena bagi mereka, "belum eksis kalau nggak pake IM3". Jadi, kapan lagi? ayo aktifin IM3 kamu sekarang!
SM di 
Indonesia dengan tarif murah untuk SMS atau nelpon GSM di Indonesia dengan tarif muntuk SMS atau nelpon GSM di

7 Maret 2012

Kemana Risalah Hukum Indonesia Berlabuh?

Negara Indonesia adalah negara hukum (UUD 1945 Pasal 1 ayat 3).
Indonesia tengah mengalami degradasi moral hukum dalam kurun beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dan diamati dari berbagai kasus hukum dan korupsi yang tak lagi punya transparansi dan ketegasan di dalamnya. Undang-Undang dan berbagai peraturan pemerintah dibuat sebagai formalitas penggerakan sebuah roda pemerintahan yang rapuh di dalam namun terlihat kinclong di luar.
Kedaulatan hukum tak lagi berfungsi secara maksimal. Meskipun terdapat sedikit “orang baik” di badan pemerintahan, namun andil mereka tak cukup untuk meruntuhkan benteng kemunafikan. Mereka terbenamkan oleh lumpur politik yang kian pekat hari demi hari. Dan rakyat tak jua mendapatkan transparansi dan realisasi nyata akan janji-janji penumpasan kebiadaban “pencuri” uang rakyat.
Masih ingat dengan kasus tuduhan korupsi ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit-Chandra yang dibantai habis-habisan oleh anggota DPR, Undang-Undang pengebiri ruang gerak mobilitas KPK, skandal Bank Century, ataupun penggelapan dana pembangunan Wisma Atlet, Palembang. Semua kasus di atas dianalogikan sebagai fenomena gunung api bawah laut, dimana hanya sebagian kecil yang terlihat dari permukaan, namun bila ditelisik lebih dalam, banyak sekali kasus-kasus serupa yang belum terungkap.
Kinerja pemerintahan yang terkesan lemot dan lemah memperburuk citra pemerintah di mata rakyat. Masih hangat di ingatan bahwa Surat Kuasa Penangkapan Gayus dan Nazarudin telat keluar sehingga mereka mampu menyelamatkan diri ke wilayah negara tetangga yang belum mengadakan perjanjian kerja sama bilateral dalam kasus penangkapan tersangka kasus pidana/perdata yang bersembunyi ataupun melarikan diri.
Singapura merupakan bukti nyata. Negara tetangga ini disinyalir menerima devisa negara yang besar dari sejumlah tersangka kasus pidana/perdata Indonesia yang memilih untuk bersembunyi dari kejaran aparat Indonesia. Sebut saja Gayus, Nazarudin, Miranda Goeltom yang pernah sliweran di negara tersebut dengan jaminan pengamanan dari pemerintah Singapura. Atau izin berobat ke luar negeri secara tiba-tiba sebelum pengadilan putusan kasus korupsi dilaksanakan. Pertanyaannya sekarang, apakah pemerintah terserang wabah demam pengadilan? Jika pengadilan merupakan alergi tersendiri bagi pelaku kasus pidana korupsi, mengapa tak berikan “vaksin” pengadilan bagi para tersangka.
Berbagai skenario yang dilakukan dengan dalih skandal hukum Indonesia ini telah mencoreng nama baik Indonesia di kancah internasional. Menghabiskan dana rakyat untuk “jalan-jalan “ sembari menunggu putusan pengadilan yang diringankan. Ironis memang, jika melihat di sisi lain rakyat masih kelaparan, putus sekolah, ataupun bertindak kriminal hanya demi memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari yang kian mencekik.
Jika kita tinjau lebih dalam, bukankah hakikat pemerintah sebagai wakil dan pelayan rakyat telah melenceng jauh. Sehingga jangan salahkan rakyat bila pada banyak pemilihan anggota pemerintah, rakyat cenderung golput daripada bersuara.
Risalah hukum Indonesia harusnya jelas berlabuh pada bangsanya sendiri. Namun ketika hati nurani pemerintah dipertanyakan, ketika rakyat menaruh mosi tidak percaya pada pemerintahnya, lantas apatah birokrasi negara akan berjalan dengan baik?(VIT)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons